Kuntilanak Di Motorku - Urban Legend Indonesia

Saya berprofesi sebagai penyiar radio yang gemar memutar karya musik Band Indie. Jam siaran saya setiap Senin malam jam 8. Malam itu, seperti biasa saya bersiaran seperti malam-malam sebelumnya. Sendiri, tanpa ditemani tandem saya yang sedang berhalangan siaran, karena pekerjaan sampingannya sebagai penyanyi band cafe reguler.
Setelah menyiapkan beberapa playlist lagu yang hendak diputar, sayapun mulai membuka suara, tanda bahwa program yang saya bawakan sedang mengudara. Dengan ditemani suasana hujan yang dingin, sayapun mulai mengotak-atik komputer, memulai mencari bahan obrolan yang akan dibicarakan lewat internet.
Ditengah sedang asik mendengarkan lagu lewat headphone yang terpasang di telinga, sayup-sayup terdengar suara desahan manusia. Suara tersebut jika digambarkan terdengar seperti suara yang sedang bernafas dari mulut.
Aneh, padahal tidak ada seorangpun di ruangan itu. Dengan bodohnya, saya mulai memeriksa sebuah bilik yang berada tak jauh dari tempat duduk saya. Bilik dalam ruangan studio yang biasanya digunakan sebagai tempat "meluruskan badan" (tidur-tiduran)­. "Ya pastilah tidak ada siapa siapa disana, wong dari tadi aja emang udah kosong.." pikir saya dalam hati.
Sayapun kembali duduk dan memasangkan headphone. Namun tiba-tiba seluruh bulu kuduk jadi merinding. Suara itu kembali terdengar dan kali ini suara itu datang dari arah sebelah kiri saya, tepatnya ada sebuah kursi kosong yang biasa kami pakai untuk siaran berdua. Entah itu perasaan saja atau memang benar, kursi itu seperti sedikit berputar dan mengeluarkan bunyi. "Kreekk"...
Saya tidak berani untuk memalingkan wajah ke arah itu. Rasanya seperti ada sosok wanita berambut panjang yang sedang duduk memperhatikan saya dari kursi itu. Tidak jelas bagaimana raut wajahnya, tapi saya dapat merasakan kehadirannya dengan jelas.
Walaupun begitu, sebagai seorang penyiar tetaplah harus mengudara. Saya tidak beranjak dari ruangan studio sampai siaran selesai. 2 jam bersiaran di ruangan itu terasa seperti berjam-jam lamanya, dan wanita itu tetap tidak beranjak dari tempatnya.
Sesaat sebelum siaran saya berakhir, teman penyiar lain datang untuk menggantikan saya, akhirnya wanita itupun menghilang. Sayapun merasa lega, akhirnya ada seseorang yang datang, untuk menggantikan saya. Setelah berpamitan, sayapun pulang meninggalkan ruangan studio.
Dalam perjalanan saya lalu berfikir, "mungkin saya orang baru yang ingin dia ajak untuk berkenalan". Cara kenalan yang sangat aneh...
Previous
Next Post »